Escherichia coli
Advertisement
SUDUT KESEHATAN | Escherichia coli
merupakan
bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm,
diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. E.
coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata
(Jawetz et al., 2012). E. coli adalah anggota flora normal usus. E. coli berperan
penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam
empedu dan penyerapan zat-zat makanan. E. coli termasuk
ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang
dibutuhkan oleh bakteri Escherichia coli (Norajit et al., 2007).
Zat organik diperoleh dari sisa
organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat
anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan,
bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi
bagi tumbuhan (Jawetz et al., 2012).
E. coli menjadi patogen
jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar
usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare.
E. coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan
enterotoksin pada sel epitel (Jawetz et al., 2012). Manifestasi klinik infeksi
oleh E. coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan
gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain (Jawetz et al., 2012;
Norajit et al., 2007). Penyakit yang disebabkan oleh E. coli yaitu:
1 Infeksi Saluran Kemih
E. coli merupakan
penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 % wanita muda. Gejala dan
tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria.
Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian
atas.
2 Diare
E. coli yang menyebabkan
diare banyak ditemukan di seluruh dunia. E. coli diklasifikasikan
oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap kelompok menimbulkan penyakit
melalui mekanisme yang berbeda. Ada lima kelompok galur E. coli yang
patogen, yaitu:
E. coli Enteropatogenik
(EPEC)
EPEC penyebab penting diare pada
bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC sebelumnya
dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di negara maju.
EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil.
E. coli Enterotoksigenik
(ETEC)
ETEC penyebab yang sering dari “diare
wisatawan” dan penyebab diare pada bayi di negara
berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia
menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.
E. coli Enteroinvasif
(EIEC)
EIEC menimbulkan penyakit yang
sangat mirip dengan shigelosis.
Penyakit yang paling sering pada
anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju
negara tersebut. Galur EIEC bersifat non-laktosa atau
melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat
bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel
epitel mukosa usus.
E. coli Enterohemoragik
(EHEK)
EHEK menghasilkan verotoksin,
dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel Vero, suatu ginjal dari
monyet hijau Afrika.
E. coli Enteroagregatif
(EAEC)
EAEC menyebabkan diare akut dan
kronik pada masyarakat di negara berkembang (Adila et al.,
2013).
3 Sepsis
Bila pertahanan inang normal
tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan
sepsis (Jawetz et al., 2012).
4 Meningitis
E. coli dan Streptokokus
adalah penyebab utama meningitis pada bayi. E. coli merupakan
penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal (Jawetz et al., 2012).
Infeksi oleh E. coli dapat
diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol,
tetrasiklin dan aminoglikosida.
Aminoglikosida kurang baik
diserap oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun pada ginjal (Sari,
2010). Jenis antibiotik yang paling sering digunakan adalah ampisilin.
Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan satu
rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin
betalaktam, sedangkan rantai sampingnya merupakan gugus amino bebas yang
mengikat satu atom H. Ampisilin memiliki spektrum kerja yang luas
terhadap bakteri Gram negatif, misalnya E. coli, H.
Influenzae, Salmonella, dan beberapa genus Proteus.
Namun ampisilin tidak aktif
terhadap Pseudomonas, Klebsiella, dan Enterococci.. Ampisilin
banyak digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi saluran pernafasan,
saluran cerna dan saluran kemih (Jawetz et al., 2012; Sari, 2010).