Kandungan dan Senyawa Kimia Temulawak
Advertisement
SUDUT KESEHATAN | Rimpang temulawak mengandung zat kuning kurkumin, minyak atsiri, pati, protein, lemak (fixed oil), selulosa, dan mineral. Kadar dari masing-masing komponen tersebut tergantung dari umur panen (Nurcholis, 2006). Diantara komponen tersebut yang paling banyak kegunaannya adalah pati, kurkuminoid, dan minyak atsiri. Ketiganya baik digunakan di industri maupun rumah tangga (Tetan-el, 2014).
Berdasarkan penelitian, rimpang kering temulawak mengandung 29-34% karbohidrat, dan 6-10% minyak atsiri, sedangkan rimpang segarmengandung air 7-80% (Cahyono et al., 2011; Nurcholis, 2006).
Pati merupakan komponen terbesar dari rimpang temulawak. Pati temulawak berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid. Kadar protein pati temulawak lebih tinggi dibanding dengan tanaman lainnya. Kadar protein pati temulawak lebih tinggi dibanding dengan tanaman lainnya. Kandungan dari pati temulawak adalah abu, protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, kurkumin, kalium, natrium, kalsium, magnesium, zat besi, mangan, dan kadmuim (Adila et al., 2013).
Berdasarkan komposisi tersebut pati temulawak dapat digunakan untuk bahan makanan. Pati temulawak mudah dicerna sehingga cocok digunakan sebagai makanan bayi atau makanan orang yang baru sembuh dari sakit dan sebagai bahan campuran makanan atau sumber karbohidrat (Tetan-el, 2014; Nurcholis, 2006).
Berdasarkan analisis mutu rimpang temulawak secara kuantitatif diperoleh kadar air 13,98%, kadar minyak atsiri 3,81 %, kadar pati 41,45%, kadar serat 12,62%, kadar abu 4,62%, kadar abu tak larut asam 0,56%, sari air 10,96%, sari alkohol 9,48%, dan kadar kurkumin 2,29% (Oktaviana, 2010). Sedangkan berdasarkan analisis secara kualitatif dengan pengujian skrining fitokimia diperoleh bahwa di dalam rimpang temulawak terdapat alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, triterpennoid dan glikosida. Dari hasil pengujian skrining fitokimia diperoleh dalam rimpang temulawak kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpennoid dan glikosida lebih dominan dibanding tanninm saponin, dan steroid. Alkaloid sering kali bersifat racun bagi manusia dan banyak digunakan dibidang pengobatan (Tetan-el, 2014).
Komponen utama dari rimpang temulawak adalah fraksi zat warna dan minyak atsiri. Rimpang tanaman ini mengandung zat warna kuning 1-2% terdiri dari kurkumin dan monodesmetoksikurkumin. Kandungan minyak atsirinya sekitar 5% yang diisolasi dengan cara ekstraksi oleh pelarut mempunyai komponen yang terdiri atas zingiberen, β-kurkumin, ar-kurkumin, xanthorrizol, atlantan, turmeron, ar-tumeron, dan isofuranogermakren (Nurcholis, 2006).
Dua komponen penting dalam temulawak, yaitu minyak atsiri dan kurkumin adalah dua komponen yang dapat berfungsi sebagai antibakteri maupun sebagai antifungal (Nurcholis, 2006). Menurut penelitian, kurkumin dapat menghambat proliferasi sel bakteri, sedangkan minyak atsiri dapat meliliskan membran sel bakteri. Hal ini terjadi dengan cara minyak atsiri akan terabsorbsi dan penetrasi ke dalam sel bakteri, kemudian akan mengalami presipitasi dan denaturasi protein, dan akan melisiskan membran sel bakteri maupun jamur (Sari, 2010).
Struktur kimia minyak atsiri |
Struktur kimia kurkumin |