Manfaat Temulawak Untuk Kesehatan
Advertisement
SUDUT KESEHATAN | Secara umum temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap masakan, dan juga minuman, serta sebagai pewarna alami untuk makanan dan kosmetika. Salah satu zat yang digunakan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap masakan, minuman, serta sebagai pewarna alami untuk makanan dan kosmetika adalah kurkuminoid atau zat warna kuning dalam temulawak (Norajit et al., 2007). Zat warna kuning alami yang diperbolehkan untuk pewarna makanan ini telah cukup lama dikenal sebagai obat batuk, obat gangguan hati, rematik, dan sinusitis.
Keberadaan gugusan phenolik pada kurkumin dilaporkan juga menyebabkan aktivitas antioksidan yang kuat pada system biologis, sehingga dapat mencegah penyakit-penyakit yang berhubungan dengan reaksi peroksidasi (Cahyono et al., 2011). Efek yang dapat dihasilkan antara lain;
Efek Analgetik dan Anti-inflamasi
Kurkuminoid yang terkandung dalam temulawak mempunyai aktivitas antiradang yang setara dengan 100 mg fenilbutazon yang dapat mengurangi nyeri dan radang sendi. Dicapai melalui penghambatan migrasi sel-sel leukosit ke daerah radang atau prostaglandin. Dari hasil uji klinik menunjukan adanya perbaikan pada penderita radang sendi (Tetan-el, 2014).
Efek Hipolipidemik
Suatu penelitian pada seekor tikus menunjukan bahwa minyak atsiri berefek melarutkan kolesterol dalam tikus. Hasil uji praklinik dan klinik menunjukan bahwa ekstrak temulawak dan fraksi kurkuminoidnya dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol. Komponen yang berperan dalam menurunkan lemak darah adalah kurkuminoid (Oktaviana, 2010).
Efek Anti-oksidan
Ekstrak temulawak yang mengandung senyawa kurkuminoid yaitu kurkumin dan desmetoksikurkumin diduga mampu menghambat peroksidasi lipid tak jenuh ganda yang ada pada LDL (Low Density Lipoprotein) atau biasa disebut juga sebagai lemak jahat. Penghambatan oksidasi LDL oleh ekstrak temulawak yang dikandungnya (Oktaviana, 2010; Tetan-el, 2014).
Efek Anti-diabetik
Temulawak mempunyai potensi sebagai bahan baku obat antidiabetes. Temulawak dapat digunakan pula sebagai bahan untuk menyembuhkan gejala diabetes pada tikus, merubah jumlah dan komposisi fecal bile acids, growth retardation, hyperphagia, polydipsia, mengurangi tingginya glukosa dan trigliserida dalam serum, dan mengurangi terbentuknya linoleat dari arakhidonat dalam fosfolipid hati (Akram, 2010).
Efek Anti-hepatotoksik
Sudah banyak penelitian yang meneliti khasiat temulawak sebagai hepatotoksik dan juga hepatoproktektor. Pemberian seduhan rimpang dengan dosis 400 dan 800 mg/kg bobot mencit selama 6 hari dapat menurunkan aktivitas enzim Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT) serum dosis hepatotoksik parasetamol maupun mempersempit luas daerah nekrosis parasetamol secara nyata. Daya antihepatotoksik tergantung pada besarnya dosis maupun jangka waktu pemberiannya (Tetan-el, 2014).
Efek Anti-tumor
Di dalam temulawak terkandung berbagai macam zat-zat, salah satunya adalah xanthorizol. Sebagian besar dari zat tersebut merupakan senyawa antitumor yang dapat melawan sarcoma 180 ascites pada tikus. Pemberian temulawak dapat mengaktifkan sel T dan sel B yang berfungsi sebagai media dalam sistem kekebalan pada tikus percobaan (Oktaviana, 2010).
Efek Anti-mikroba
Kandungan minyak atsiri dan kurkuminoid dalam temulawak dipercaya dapat berfungsi sebagai antimikroba. Minyak atsiri akan berinteraksi dengan dinding sel bakteri yang kemudian akan terabsorbsi dan mengalami penetrasi ke dalam sel bakteri. Hal ini akan menyebabkan presipitasi dan denaturasi protein pada mikroba dan terjadilah lisis pada membran sel bakteri. Sedangkan kurkuminoid akan menghambat proliferasi sel bakteri (Sari, 2010).